Dosa yang lebih besar dari pada berzina
Yah itulah, sebuah judul yang sangat menarik. Tadi pagi saya membaca
salah satu posting dari teman blogger. Setelah saya baca, ternyata Dosa
yang lebih besar dari zina itu ada, padahal kalau kita ketahui dosa zina
itukan sama dengan 80 tahun. Tapi kog masih aja ada
dosa yang lebih besar dari ZINA ya..
Dan ternyata dosa yang lebih besar dari zina itu terlihat sepele,
mungkin banyak diantara kita yang masih melakukan ini(Termasuk saya
)
Lalu apakah dosa itu, silahkan sobat baca artikel dibawah ini
Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada
dalam duka cita yang mencekam.
Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka
atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang
ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan
kepedihan yang tengah meruyak hidupnya.
Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk."
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus
merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah.
Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji
saya. " "Apakah dosamu wahai wanita?" tanya Nabi Musa as terkejut.
"Saya takut mengatakannya," jawab sang wanita.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya……telah berzina."
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.
Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun…. lantas hamil.
Setelah anak itu lahir, langsung saya….. cekik lehernya sampai…..
tewas", ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.
Nabi Musa as berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik,
"Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke
dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil
memalingkan mata karena jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur
luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar
dari dalam rumah Nabi Musa as.
Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak
mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila
seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal
menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat
perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun
mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa
engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya?
Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari padanya?" Nabi Musa
terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina
dan pembunuh itu?"
Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.
"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu? "
"Ada!" jawab Jibril dengan tegas.
"Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran.
"Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina."
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk
menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.
Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan
sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa
sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia
seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah olah
menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba
Nya.
Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh
berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada
dijalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima
kedatangannya.
Bagaimana, sobat bisa simpulkan sendiri.
Semoga kita slallu ingat akanNYA.
Sumber ane dapet dari
SINI